Saat kita mau menulis fiksi, baik cerpen maupun novel, kadang kita suka bingung menulis pembukanya. Padahal, pembuka cerita sangat menentukan, apakah pembaca akan melanjutkan membaca karangan atau tidak. Kalau pembukanya sudah bikin penasaran, pasti pembaca akan melanjutkan bacaannya. Namun, kalau pembukanya enggak menarik perhatian mereka, bisa-bisa karya kamu segera dicampakkan. Karena itu, Spoila mengumpulkan 10 pembuka cerita yang bisa kamu coba. Simak, ya.
1. Membuka Cerita dengan Penggambaran Latar
Di pantai yang nyaman di Franch Riviera, kira-kira di tengah-tengah antara jarak Marseilles dan perbatasan Italia, berdirilah sebuah hotel yang besar, kukuh dan berwarna merah muda. Beraneka pohon palem memberikan keteduhan di teras hotel yang mewah itu, dan di depannya terhampar pantai yang memesona. Belakangan ini, hotel tersebut menjadi persinggahan orang-orang terpandang yang modis…. (Tender is The Night karya F. Scott Fitzgerald)
2. Membuka Cerita dengan Penggambaran Fisik Tokoh
Dari dahinya yang lebar dan sangat menonjol ke depan itu bisa ditebak kalau lelaki muda yang bernama Panut itu pasti berotak cerdas. Akan tetapi entah apa bentuk mulutnya juga ikut mendukung kefasihan dan kepintaran bicaranya. Menurut teman-teman yang lain tubuhnya yang pendek menandai dia selalu ngotot dan tak mau kalah kalau sedang bicara. (Randu Alas karya Agus Vrisaba)
3. Membuka Cerita dengan Penggambaran Sifat Tokoh
Tetangga saya orangnya terkenal baik. Suka menolong orang. Selalu memaafkan. Apa saja yang kita lakukan terhadapnya, ia dapat mengerti dengan hati yang lapang, bijaksana, dan jiwa yang besar. Setiap kali ia mengambil putusan, saya selalu tercengang karena ia dapat melakukan itu dengan kepala yang kering, artinya sama sekali tidak ketetesan emosi. Tidak hanya terhadap persoalan yang menyangkut orang lain, untuk setiap persoalan pribadinya pun ia selalu bertindak sabar dan adil. Banyak orang menganggapnya sebagai orang yang berhati agung. (Pencuri karya Putu Wijaya)
4. Membuka Cerita dengan Pikiran Tokoh
Begitulah, belakangan ini aku selalu merasa seperti punya musuh, perasaanku seperti orang berperang—tapi aku tak tahu siapa musuhku (Klandestin karya Seno Gumira Ajidarma) [Baca juga artikel tentang Seno Gumira Ajidarma lainnya]
5. Membuka Cerita dengan Pertanyaan
“Di manakah aku bisa bertemu dengan Tuhan?” (Seribu Majid yang Kudirikan karya Denny Prabowo)
6. Membuka Cerita dengan Menampilkan Aksi
Gelas yang telah kosong itu dibantingnya di depan dirigen, serpihan belingnya mengenai celananya, wul hitam pekat. Ketika dirigen itu mencoba beranjak dari kursinya, seketika ia dikepung oleh sejumlah pemain-pemainnya. Tak mampu berkutik sedikit pun, ia cuma mengucurkan keringat di kening, berlelehan seperti seorang petinju. (Simfoni Melompat Jendela karya Danarto)
7. Membuka Cerita dengan Menampilkan Peristiwa
Lima belas tahun yang lalu, terataknya didatangi seorang laki-laki kasar, memperkosanya lalu pergi ke gunung. Anak yang lahir sepuluh bulan kemudian adalah gadis cilik yang setiap pagi buta kudengar bersama ibunya bernyanyi-nyanyi kecil memunguti buah-buah asam jawa yang berjatuhan dari pohon-pohonnya sepanjang jalanan kota kecilku. (Tanggapan Merah-jambu Tentang Revolusi karya Iwan Simatupang)
8. Membuka Cerita dengan Sebuah Gagasan
“Nah, yang kuinginkan sekarang adalah fakta. Ajarilah anak-anak ini hanya fakta. Faktalah yang kita inginkan dalam kehidupan. Tidak usah menanamkan hal lainnya, dan singkirkan hal lainnya. Anda hanya bisa membentuk pikiran binatang berdasarkan fakta: hal lain takkan berguna bagi mereka…” (Hard Time karya Charles Dickens)
9. Membuka Cerita dengan Sensasi Penginderaan yang Kuat
Plastik-plastik terapung, lumpur pekat kecoklatan, perkakas penyok, bangkai anjing dengan perut gembung, lalat hijau, sampah busuk. Amat biasa bahkan bagus buat dinikmati. Manakala air Kali Comberan meluap membentuk harmoni alam yang kelewat simetris dengan ilustrasi deretan gubuk primitif mirip kandang babi. (Lampor karya Joni Ariadinata)
10. Membuka Cerita dengan Motif Tokoh
Sejak melihat betis Ken Dedes, istri Pak Bupati, dalam sebuah arak-arakan keliling kota itu, Ken Arok tidak pernah bisa memejamkan mata denganh tenang lagi. Betis yang mulus bagai telur itu memancarkan sinar yang dalam benak Ken Arok sama persis dengan berbagai dongeng dari Parsi mengenai cahaya yang memancar dari tubuh putri-putri yang disimpan raja-raja kaya raya dalam Kaputren. Pemuda ingusan, yang oleh teman mainnya sekampung dijuluki koboi cengeng itu, berjanji jauh dalam hatinya untuk mendapatkan istri Bupati itu—dengan cara apa pun. (Hikayat Ken Dedes karya Sapardi Djoko Damono)
Bagaimana? Kamu tertarik mencobanya? Atau kamu punya pembuka yang lebih menarik? Jangan lupa share di komentar ya. [DeZhaVoe/Spoila]
Pembukaan Melibatkan Pembaca
Tak pernah terbayangkan hidup Arji akan seperti ini. Hidup yang dikalungi prahara bahkan tantangan. Sesungguhnya, dia hanya menginginkan kehidupan normal, seperti kebanyakan orang. Namun, sesuatu yang khusus sudah ditakdirkan untuk Arji. Mungkin juga itu kamu, atau memang kamu adalah orang spesial, yang telah terpilih.
LikeLiked by 1 person
Pembukaan Melibatkan Pembaca
Tak pernah terbayangkan hidup Arji akan seperti ini. Hidup yang dikalungi prahara bahkan tantangan. Sesungguhnya, dia hanya menginginkan kehidupan normal, seperti kebanyakan orang. Namun, sesuatu yang khusus sudah ditakdirkan untuk Arji. Mungkin juga itu kamu, atau memang kamu adalah orang spesial, yang telah terpilih.
Dalam novel fanfiction trilogy SANG TRISILA karya Arrahsya.
LikeLiked by 1 person
Reblogged this on Yessyka Widy.
LikeLiked by 1 person
Makasih sudah berbagi tips… 💡
LikeLiked by 1 person
Yoi, Dhico 🙂
LikeLiked by 1 person
Thanks infonya
LikeLiked by 1 person
your welcome Kutu Hitam 🙂
LikeLike
Reblogged this on The Red Apple. and commented:
Tips again!
LikeLike
Tips beserta contoh seperti ini, sangat membantu saya dalam memahaminya. Terima kasih sudah berbagi 😀
LikeLike