1. Dia Bukanlah Pelajar yang Baik
Memang selalu menarik membaca kisah orang-orang terkenal yang tidak berhasil di sekolah. Orang tua Albert Einstein yang khawatir anaknya tidak memiliki kemampuan belajar, Bill Gates dan Steve Jobs yang putus kuliah, dan Jacques Derrida yang gagal ujian ketika masuk ke universitas bergengsi École Normale Supérieure sebanyak dua kali. Begitu pula dengan Leo Tolstoy. Ketika terdaftar dalam program bahasa Oriental di Universitas Kazan, secara konsisten dia selalu menerima nilai rendah, dan gurunya menggambarkan Tolstoy sebagai seorang siswa yang “Tidak mampu dan tidak mau belajar.” Meskipun pada akhirnya ia menjadi seorang poliglot dengan pengetahuan setidaknya selusin bahasa, dia tidak pernah nyaman dengan universitas. Dia meninggalkan universitasnya setelah dua tahun, dan tidak pernah menyelesaikan gelarnya.
2. Dia adalah Seorang Anarkis.
Dia adalah seorang pemikir anarkis. Dia percaya bahwa negara adalah penyumbang terbesar untuk perang dan pembunuhan, itu sebabnya dia menganggap negara harus ditiadakan.
3. Para Novelis Menganggap Dirinya adalah Seorang Novelis Terhebat Sepanjang Masa
Novelnya yang berjudul War and Peace memiliki lebih dari 400.000 kata, tetapi bukan itu yang membuat dirinya hebat. Tolstoy hebat karena karya-karyanya memang hebat. Virginia Woolf menyatakan Tolstoy adalah novelis terbesar sepanjang sejarah.
Nabokov, Chekov, Proust, dan Faulkner, semuanya juga menyanjung dirinya. Dan Anna Karenina dipercaya sebagai karya terbaiknya.
4. Dia Menyumbangkan Kekayaannya untuk Gelandangan
Tolstoy mendapatkan kesuksesan besar dari novelnya yang berjudul Anna Karenina. Selama waktu itu, dia meraup uang banyak seperti layaknya seorang Rusia yang terhormat.
Kemudian Tolstoy memberikan sebagian besar kekayaannya, seringnya untuk para pengemis dan gelandangan. Tindakan tersebut mendapatkan penolakan dari istrinya, Sofya. Karena mendapat penolakan dari istrinya itulah akhirnya Tolstoy meninggalkan rumahnya untuk kemudian berkelana dan menjadi seorang pengembara yang asketik.
5. Akhir Hidup yang Begitu Sunyi
Tolstoy meninggal karena radang paru-paru di sebuah stasiun kereta api Astapavo. Setelah berkelana dan menjadi seorang pengembara yang asketik, dia dibawa ke lantai atas stasiun untuk kemudian mati setelah dirawat dengan morfin dan kamper.
Anna Karenina, tokoh fiksi yang yang dia tulis, juga meninggal di sebuah stasiun kereta api. Hanya saja, Tolstoy tidak membuang dirinya ke bawah kereta dan terlindas dengan begitu mengerikan sebagaimana yang Anna Karenina lakukan. Namun, entah mengapa, penulis dan karakter tersebut memiliki akhir yang hampir serupa dalam kehidupannya. [NHD/Spoila/Writinggooder/Mic]