1. Pada 1909, Selma Legerlof menjadi wanita pertama yang memenangkan penghargaan Nobel Sastra. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Yerusalem, yang pada 1996 telah diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul yang sama.
2. Rabindranath Tagore adalah non-Eropa atau non-kulit putih pertama yang menerima hadiah Nobel Sastra pada 1913.
3. Apakah ada orang yang menolak penghargaan Nobel Sastra? Ya. Dia adalah Boris Pasternak, penyair dan penulis Rusia yang dianugerahi penghargaan Nobel Sastra pada 1958. Dia terkenal karena Doctor Zhivago-nya, sebuah novel berlatar Revolusi Rusia dan Perang Dunia II. Karya Pasternak tidak diizinkan terbit di Uni Soviet pada saat Perang Dingin. Dia dipaksa menolak penghargaan tersebut oleh Uni Soviet.
Pada tahun 1964, seorang penulis dan filsuf eksistensialisme asal Prancis, Jean-Paul Sartre, dianugerahi penghargaan Nobel Sastra dan dia menolaknya. Dia selalu menolak semua penghargaan resmi. Dalam pengumuman publik tentang penolakannya terhadap penghargaan Nobel Sastra, Sartre menulis, “Penulis seharusnya tidak membiarkan dirinya berubah menjadi sebuah institusi.”
4. Seorang politikus, Peru Mario Vargas Llosa, memenangkan penghargaan Nobel Sastra pada 2010. Pada 1990 dia mengikuti pemilihan presiden di negaranya. Meskipun pada putaran pertama menang, dia akhirnya kalah dengan Alberto Fujimori. Karya-karya terkenal Llosa adalah The Time of Hero, The Green House, dan Conversation in the Cathedral.
5. Pada 1907, penulis Rudyard Kipling diumumkan sebagai pemenang penghargaan Nobel Sastra. Kipling, adalah penerima penghargaan termuda saat itu.
6. Pada 1961, Ivo Andric terpilih sebagai peraih penghargaan Nobel Sastra. Dia adalah penerima pertama untuk karya-karya yang ditulis dengan bahasa Serbo-Kroasia. Dia lahir di Bosnia, tua di Kroasi, dan sebagian besar hidupnya tinggal di Belgrade (Serbia).
7. Wole Soyinka, pada 1986, menjadi orang Afrika pertama yang memenangkan penghargaan Nobel sastra. Soyinka dikenal sebagai tokoh sentral dalam sejarah Nigeria, karena perannya dalam kemerdekaan bangsa dari penjajahan Inggris. Dia dikenal karena penentangannya terhadap kediktatoran militer, baik di negaranya sendiri dan di tempat lain.
8. Pada 2000, Komite Nobel memutuskan untuk memberi penghargaan Nobel Sastra kepada Gao Xingjian. Gao adalah orang china pertama yang menerima penghargaan hadiah tersebut (meskipun ia telah mengubah kewarganegaraan Prancis pada 1998). Karya-karyanya dilarang di China setelah bukunya yang berjudul The Fugitives diterbitkan. Buku tersebut membahas tentang pembantaian yang terjadi di Lapangan Tiananmen.
Pada tahun 2012, Mo Yan menjadi orang China kedua yang memenangkan penghargaan Nobel Sastra. Harian Rakyat tidak mau mengakui prestasi Gao, dan menganggap Mo Yan sebagai “Orang China pertama yang memenangkan penghargaan Nobel Sastra. ” [NHD/Spoila/Livemint]